Pages - Menu

Selasa, 29 Oktober 2013

sistem pelumasan



A. PENDAHULUAN
             Jika dilihat dari diagram keseimbangan panas, menunjukkan tidak sepenuhnya energi termis yang dihasilkan dari proses pembakaran dapat dijadikan energi efektif. Hanya sekitar 23% panas yang dapat dimanfaatkan sedangkan sekitar 75% merupakan kerugian-kerugian (Loss Of Power) di antaranya :
> Kerugian panas karena pendinginan sebesar 32%.
> Kerugian panas melalui gas buang 34%.
> Kerugian panas untuk menggerakkan mekanisme mesin sebesar 6%.
> Kerugian panas karena proses pemompaan oleh torak sebesar 3%.
Diihat dan segi kehilangan panas merupakan suatu kerugian daya yang akan memperkecil daya suatu motor, akan tetapi jika kehilangan panas ini sangat kecil terutama untuk proses pendinginan akan mengakibatkan mesin terlalu panas (over heating), tentunya akan merusak komponen-komponen mesin sehingga operasi mesin tidak normal akibat terjadi proses pemuaian komponen.
 
Gambar  7.1. Keseimbangan Panas
         Secara umum fungsi minyak pelumas adalah :
> Mengurangi gesekan.
> Mendinginkan permukaan yang menjadi panas karena pembakaran bahan bakar dan  karena gesekan dalam bantalan.
> Merapatkan poros dalam bantalan.
> Meredam suara untuk mengurangi suara motor.
> Bahan pembersih untuk mencuci kotoran.
Adapun bagian-bagian yang memerlukan pelumasan adalah :
>  Dinding silinder dan torak         > Bantalan poros engkol
> Pena torak                                 > Bantalan poros cam Mekanisme katup
> Komponen lain seperti: kipas angin, pompa air, mekanisme pengapian. dsb.
B. MINYAK PELUMAS

          Minyak pelumas merupakan senyawa kimia yang dibuat baik melalui sulingan atau hasil pengolahan residu. Pada proses penyulingan minyak pelumas dilakukan pada temperatur rendah dan destilasi uap, selanjutnya pencampuran dengan kapur.

C. KEKENTALAN MINYAK PELUMAS (VISKOSITAS)

          Untuk mencegah terjadinya keausan pada permukaan yang bergesekan kekentalan minyak  pelumas disesuaikan dengan beban kerja motor dan fungsinya. Minyak pelumas yang terlalu kental sukar mengalir melalui salurannya. Kekentalan minyak pelumas diatur berdasarkan standar internasional,  yaitu : Society of automotive Enginers (SAE). Kekentalan minyak pelumas tersebut biasanya diuji pada temperatur 210o F dan dinyatakan dengan bilangan SAE.
         Pada proses penomorannya ada yang menggunakan  huruf W yang menunjukkan pelumas dipakai pada daerah yang mengalami musim salju. Jenis pelumas yang dapat dipakai pada berbagai tempat biasanya diberi tanda rangkap seperti SAE 20/40 yang artinya pada musim panas kekentalannya SAE 20 sedangkan pada musim salju kekentalannya SAE 40.

D. BAHAN TAMBAH PADA MINYAK PELUMAS

               Bahan tambah untuk meningkatkan kualitas dan performa minyak pelumas sesuai dengan standar yang diinginkan. Adapun bahan tambah yang digunakan pada minyak pelumas adalah :
1. Corrosion inhibitor, yaitu untuk melindungi logam dan reaksi korosi.
2. Ditergents, yaitu untuk mencegah terjadinya endapan pada suhu tinggi.
3. Anti oxsidants, yaitu untuk mengurangi oxsidasi minyak pelumas dan bahan kimia.
4. Dispersant, yaitu untuk mendepres lumpur pada komponen maupun minyak pelumas.
5. Exstreme pressure, yaitu untuk mencegah kerusakan akibat sentuhan logam dengan logam dan bahan kimia yang digunakan.
6. Pour point depressant, yaitu untuk mencegah terjadinya kristalisasi parafin  pada suhu rendah dan bahan kimia yang digunakan.
7. Viskosity index improvers, yaitu agar viskositas minyak pelumas tidak terpengaruh oleh suhu.

E. KODE PELUMAS YANG DIPAKAI DI INDONESIA

          Cara pemberian kode pada minyak pelumas sebagai berikut :
> Angka romawi menunjukkan kegunaannya secara kasar.
> Kode kumpulan huruf menunjukkan wujud minyak.
> Kode kumpulan angka menunjukkan kekentalan.
Jika dilihat dari kegunaannya dalam mesin maka minyak pelumas diatur sebagai benikut:
I     = Minyak sirkulasi untuk loger, turbine dan minyak hydrolik.
II    = Minyak pelumas untuk motor-motor diesel putaran rendah.
III   = Minyak saduran untuk longer (mesin uap torak, poros, krup)
IV   = Minyak numeni untuk selinder uap.
VI   = Minyak saduran untuk selinder uap.
VII  = Minyak saduran untuk kompresor dan perkakas-perkakas yang digerakkan dengan
  udara yang dimampatkan.
VIII = Minyak pelumas uñtuk motor-motor diesel type beban berat (heavy duty).

F. KUALITAS MINYAK PELUMAS

          Klasifikasi minyak pelumas berdasarkan kualitas ditentukan oleh banyaknya zat pembubuh yang ditambahkan pada pelumas sesuai dengan kegunaannya. Klasifikasi minyak pelumas menurut API seperti tabel di bawah.
            Minyak pelumas untuk roda gigi disesuaikan dengan fungsi serta sifat yang diperlukan roda gigi. Biasanya pemakaian minyak pelumas untuk roda gigi sifat viskositasnya tinggi.
             Tabel  7.1. Klasifikasi Minyak Pelumas
                    Baru       Lama                                               Keterangan
                    SA           ML                  Tanpa zat pembubuh kecuali anti busa: dipakai untuk
                                                           motor diesel ringan  dan motor bensin.
                    SB           MK                  Diberi anti oksida untuk motor bensin beban ringan.
                    SC           MS                  Diberi zat pembubuh macam-macam untuk motor
                                                           bensin kendaraan penumpang temperatur rendah.
                    SD           MS                  Diberi macam-macam zat pembu buh untuk motor
                                                           bensin kendaraan berat (anti karat).
                    CA          DG                   Diberi zat pembubuh macam- macam untuk motor diesel
                                                           dengan bahan bakar berkadar belerang rendah.
                    CB          DM                  Diberi zat pembubuh untuk bahan bakar berkadar
                                                           belerang tinggi.
                    CC          DM                  Pelumas tahan lumpur dengan beban ringan.
                    CD          DS                   Pelumas mesin diesel beban sangat berat.


GL-1 : Hasil tambang murni, jarang dipakai pada kendaraan.
GL-2 : Untuk Worm Gear, mengandung minyak binatang dan tumbuh-tumbuhan.
GL-3 :Untuk Transmisi (Sistem power train) bahan dasar dan minyak ini Straight Mineral  Oil, mengandung EP (exstreme pressure).
GL-4 : Untuk hipoid gear, kualitas lebih baik dari GL-3.
GL-5 : Untuk hipoid gear yang mengandung EP lebih baik, tahan beban kejut.

G. POMPA MINYAK PELUMAS
           Untuk menyalurkan minyak pelumas ke bagian komponen engine perlu adanya sistem pendistribusian pelumas dari bagian satu ke bagian lain dengan menggunakan mekanisme pompa minyak. Pompa minyak digerakkan oleh batang distributor atau sumbu gigi nok. Berdasarkan cara kerja dan konstruksi pompa pelumas dibagi beberapa bagian diantaranya sebagai berikut.
1. Model roda gigi (gear type pump)
Pompa ini terdiri dan dua buah roda gigi yang digerakkan oleh sebuah poros yang dihubungkan ke poros distributor penyalaan. Prinsip kerja pompa model roda gigi ini adalah jika salah satu roda gigi berputar, akibat perkaitan gigi maka roda gigi yang satu lagi akan berputar berlawanan arah. Minyak masuk ke dalam pompa dan dibawa melalui pompa antara gigi roda dan rumah roda. Roda gigi digerakkan oleh poros yang dihubungkan ke poros dan distributor. Minyak pelumas yang terdapat antara celah roda gigi didesak keluar dari inlet ke outlet.


Gambar  7.2. Pompa Minyak Model Roda Gigi


2. Model rotor (rotor type pump)
              Model ini dilengkapi  mekanisme sistem penggerak, yaitu drive rotor dan driven rotor. Drive rotor dipasang di sebelah dalam driven rotor yang berfungsi menggerakkan drive rotor. Saat drive rotor berputar maka driven rotor juga akan berputar. Minyak pelumas yang terbawa putaran rotor menempati volume/ruang yang dibentuk antara rotor dan driven rotor. Akibat putaran, volume/ruang akan berubah.ubah sehingga tekanan akan terjadi dan minyak pelumas akan terbawa serta inlet keluar melalui outlet.
 
Gambar 7.3. Pompa Minyak Model Rotor


H. PENGATURAN TEKANAN MINYAK PELUMAS

            Mekanisme putaran roda gigi ataupun rotor bekerja tergantung dari putaran mesin. Semakin tinggi putaran akan semakin banyak  pelumas yang dipompakan, dan sebaliknya. Untuk mencegah penyaluran yang berlebihan pada pompa oli dilengkapi sistem pengaturan tekanan. Pengaturan tekanan tersusun dari katup dan pegas yang dipasang pada saluran minyak. Jika aliran minyak pelumas konstan atau normal pada putaran mesin sedang maka katup pada saluran minyak akan menutup dan minyak mengalir ke saluran oli. Jika putaran mesin tinggi berarti tekanan pompa tinggi sehingga kelebihan minyak akan dialirkan kembali ke karter sehingga aliran minyak ke saringan oli konstan.

 

                                          Gambar 7.4. Pengaturan Tekanan Minyak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar