Pages - Menu

Selasa, 29 Oktober 2013

sistem bahan bakar

A. SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN
1. Karburator Sepeda Motor
Fungsi Karburator untuk membentuk campuran bahan bakar (bensin) dan udara pada motor bensin yang berfungsi
- Mengatur pemasukan udara dan bahan    bakar ke dalam saluran isap.
- Mengatur beban dan kecepatan motor.
- Mengatur  bahan bakar udara secara merata.
 
Gambar 6.1. Karburator


2.  Membongkar dan Memasang Kembali Karburator
         Langkah-langkah untuk  membongkar, memeriksa, dan memasangkan kembali karburator dapat dilihat pada gambar berikut :
Periksa karburator, jika kotor bersihkan dengan menggunakan minyak tanah, tiuplah semua saluran-saluran dan jet-jetnya dengan menggunakan kompresor. Periksa Needle Valve, jika aus diganti. Setelah dibersihkan semua bagian karburator, kemudian dirakit kembali sesuai dengan keadaannya.




Gambar 6.2. Membersihkan Karburator

B. SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN PADA MOBIL

          Sistem penyaluran bahan bakar motor bensin ada yang menggunakan sistem penyaluran sendiri dan sistem penyaluran dengan tekanan. Pada sistem sendiri,  bensin dari tangki menuju ke saringan dan terus ke karburator, kemudian  melalui saluran pemasukan terus menuju  ruang pembakaran (silinder). Pada sistem penyaluran dengan tekanan,  pengaliran bensin dari tangki  ke karburator memerlukan tekanan dari  pompa. Pada motor bensin, bahan bakar ditampung dalam tangki bahan bakar (fuel tank), disaring oleh saringan bensin (fuel filter), diisap dan ditekan oleh pompa bensin (fuel pump) dicampur dengan udara di dalam karburator dan selanjutnya diteruskan ke dalam silinder melalui intake manifold.


Gambar  6.3. Sirkulasi Sistem Bahan Bakar Bensin

Pada sistem pengaliran sendiri sudah jarang dipergunakan, sedangkan mobil-mobil dewasa ini hampir semua menggunakan pompa dan sistem pengaliran bahan bakar yang modern. Di bawah ini ditunjukkan sistem penyaluran bahan bakar, yaitu :                   
   Keterangan gambar:
1. Penyaring udara
2. Karburator
3. Saluran pemasukan
4. Saluran pembuangan
5. Saringan bahan bakar
6. Pompa bahan bakar
7. Saringan bahan bakar
8. Tangki bahan bakar
 
Gambar  6.4. Skema Sistem Penyaluran Bahan Bakar

Sistem penyaluran bahan bakar berdasarkan komponen pencampur bahan bakar dan udara terbagi dua yaitu sistem carburator dan sistem fuel injection. Sistem karburator digunakan untuk mobil-mobil yang biasa, sedangkan sistem fuel injection digunakan untuk mobil-mobil spesial (sports, high class). Bahan bakar yang dapat digunakan gasoline engine adalah : Bensin/gasoline danGasohol (gasoline + alkohol).


1. Bensin
              Unsur utamanya adalah Carbon (C) dan Hydrogen (H). Bensin terdiri dari Octane (C8 H18) dan Heptane (C7 H16). Apabila nilai Octane rendah, maka bensin mudah terbakar sehingga mudah sekali terjadi knocking. Bila octanenya tinggi,  bensinnya tahan panas, tidak mudah terbakar, sehingga knocking dapat diatasi. Contoh bensin yang nilai octanenya tinggi adalah bensin super. Sedangkan premium nilai octanenya cukup.
a. Tetra ethyl lead
            Fungsinya adalah sebagai bahan pencampur bensin untuk menaikkan nilai octane. Tetra ethyl lead terdiri dari :
> Lead tetra ethide           > Halowax oil
 > Ethyl dibromide             > Red dye.
b. Mixture ratio
         Mixture ratio adalah perbandingan berat antara udara dan bensin. Perbandingan yang ideal adalah kira-kira Ga : Gf = 15 : 1.
Ga = Grafity of air (berat jenis udara)
Gf = Grafity of fuel (berat jenis bahan bakar)
Perbandingan campuran yang masih dapat terbakar adalah 1 : 8, dan 1 : 20.
1 : 8, campuran yang gemuk / pekat / rich.
1 : 20, campuran yang kurus / tipis / lean.
Syarat-syarat campuran yang diperlukan engine adalah sebagai berikut :
a. Pada waktu yang sudah ditentukan harus terbakar semua.
b. Efisiensi panasnya baik.
c. Tenaga yang dihasilkan kuat.
d. Ekonomis

C. KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR PADA MOBIL

1. Tangki Bahan Bakar
         Tangki bahan bakar sebagai tempat menampung bahan bakar, terdapat saluran pernapasan (breather pipe) untuk menyamakan tekanan udara di dalam tangki dengan udara luar. Udara  dalam fuel tank mengandung uap bensin (HC), bila langsung dikeluarkan akan berakibat pencemaran udara (polusi), bahaya kebakaran,  dan pemborosan bahan bakar. Pada tangki bahan bakar terdapat :
a. Saluran untuk memasukkan dan saluran untuk menyalurkan bensin.
b. Di dalam ada dinding pemisah (separator) sebagai penguat dan mencegah goncangan  saat kendaraan berjalan, berhenti, menurun, mendaki sehingga penyaluran bahan bakar tidak terhenti.
c. Pengukur isi bensin untuk mengetahui jumlah isi bensin.
Keterangan :
1. Selang udara
2. Dan karburator atau pompa bensin
3. Saluran kembali
4. Saluran bensin utama
5. Ke karburator
6. Fuel inlef line
7. Sub-tank
8. Drain plug
9. Saringan
10. Fuel gauge sender unit
11. Separator
12. Lubang masuk bensin
 
Gambar  6.5. Tangki Bahan Bakar

           Sistem pembuangan agar tidak terlalu mengandung bahan-bahan yang berbahaya terhadap kesehatan, maka pada fuel tank ada yang dilengkapi dengan 2-way valve dan vapor liquid separator tank, seperti yang digunakan pada mobil Galant, Lancer, L-300.

2. Pompa Bahan Bakar
         Fungsinya mengisap bahan bakar dari fuel tank, kemudian mengirimnya ke karburator. Fuel pump ada tiga macam, yaitu :
a. Mechanical diaphragm type.
b. Vacuum diaphragm type (untuk 2 cycle).
c. Electrical type.
Diantara ketiga macam fuel pump tersebut di atas, yang banyak dipergunakan adalah mechanical diaphragm type dan electrical type.
a. Mechanical Diaphragm Type
Kebaikannya adalah :
> Harganya murah
> Bahaya kebakaran tidak ada.
Keburukannya adalah:
> Harus dipasang di dekat engine
 
Gambar 6.6. Mechanical Diaphragm Type

> Pada waktu start, bensin tidak dapat langsung dikirim ke karburator.
> Sering atau mudah terjadi vapor lock.

b. Electrical Type
Kebaikannya :
> Dapat dipasang di mana saja
> Pada waktu start, bensin dapat langsung di kirim ke karburator
> Jarak pengiriman dan bensin dapat diperpen dek sehingga vapor lock sulit terjadi.
Keburukannya :
> Harganya mahal
> Bahaya kebakaran lebih besar.
 
Gambar 6.7. Electrical Type

Cara kerja electrical type :
               Jika ignation switch di ON, maka coil akan mendapat arus sehingga dapat menjadi magnet yang akan menarik plunger beserta diaphragmanya ke atas. Bensin akan masuk melalui inlet valve. Waktu plunger sudah di atas, rodnya akan memutuskan point sehingga magnet di coil akan hilang dan plunger beserta diaphragma akan turun, sehingga terjadi penekanan terhadap bensin yang akan keluar menuju ke karburator. Jika bensin di karburator sudah  penuh, maka tekanan bensin akan naik sampai dengan kekuatan plunger spring. Pada waktu ini, point akan terputus dan diaphragma tidak bekerja sampai tekanan bensin di karburator turun di bawah kekuatan plunger spring.

D. KARBURATOR

            Karburator merupakan komponen utama sistem penyaluran bahan bakar motor bensin yang berfungsi mengabutkan bensin dan mencampurkannya dengan udara dalam perbandingan tertentu.

1. Prinsip kerja karburator
Aliran bensin dari pompa ditampung dalam ruang pelampung. Pada saat torak bergerak ke bawah (Isap) tekanan udara di ruang campuran turun yang menyebabkan udara mengalir masuk melalui saringan udara.
 
Gambar 6.8. Konstruksi Karburator    
Aliran udara pada venturi kecepatannya bertambah dan tekanan berkurang. Hal ini menyebabkan bahan bakar terisap dan masuk ke silinder melalui intake manifold.

2. Komponen Karburator
a. Venturi
Merupakan suatu saluran tempat aliran campuran udara + bahan bakar ke luar karburator. Venturi dihubungkan dengan intake manifold dan aliran bahan bakar, sehingga udara pada venturi dapat mempercepat dan menurunkan tekanan.
b. Pelampung
Pelampung berfungsi mengatur tinggi bahan bakar yang tepat.  Jika bahan bakar naik, maka pelampung ikut naik. Jika ketinggian telah tercapai, maka pelampung akan menutup  katup jarum. Jika bahan bakar berkurang maka katup akan membuka kembali.
c. Cuk
Berfungsi untuk mempermudah engine hidup waktu masih dalam keadaan dingin dengan memberikan campuran kaya atau  menutup aliran udara. Tekanan udara dalam venturi menurun menyebabkan lebih banyak bahan bakar masuk ke venturi.
d. Pengatur Beban dan Kecepatan
Pengatur beban berfungsi untuk mengatur banyaknya bahan bakar masuk ke pipa saluran bahan bakar. Sedangkan pengatur kecepatan berfungsi untuk mengatur katup kecepatan, sehingga campuran banyak masuk lebih besar.



3. Jenis karburator
         Menurut cara aliran bahan bakar dan cara penghisapan udara, karburator dibagi tiga yaitu:  karburator arus naik,  karburator arus mendatar, dan karburator arus turun.
a Karburator Arus Naik
         Pada karburator ini, aliran gas dari karburator ke silinder arahnya ke atas (naik). Daya guna jenis ini kurang baik karena laju aliran gas akan berkurang akibat gaya gravitasi. Biasanya jenis ini dipasang menggantung pada intake manifold.

 

        Gambar 6.9. Karburator Arus Naik 
                 
Gambar 6.10. Karburator Arus Mendatar

b. Karburator Arus Mendatar
 Dibanding karburator arus naik, karburator ini intake manifold dapat dibuat lebih pendek akan tetapi masih ada pengaruh gravitasi, sehingga aliran gas kurang cepat.
c. Karburator Arus Turun
Karburator jenis ini, pengaruh gravitasi tidak ada karena searah dengan aliran, namun gesekan gas lebih besar. Jenis ini banyak dipakai, karena perawatan mudah dan harga relatif lebih murah.
 
Gambar 6.11. Karburator Arus Turun
                                                   
4. Sistem pada karburator
a. Slow system, yaitu sistem yang mensuplai campuran pada waktu idling atau lebih tinggi daripada idling.
b. High speed system, yaitu sistem yang menyuplai campuran bahan bakar + udara pada putaran tinggi atau pada saat katup gas terbuka. 
 
Gambar  6.12. Aliran Slow System

 
Gambar  6.13. High Speed System
                      



c. Power system, yaitu sistem yang menyuplai campuran bahan bakar dan udara  waktu engine bekerja pada momen yang besar. Sistem ini dimaksudkan untuk menghindari campuran yang kurus dengan menggunakan sistem tenaga diafragma dan plunger. Di bawah ini ditunjukkan diagram alir power system tipe plunger.






 


Gambar 6.14. Diagram Alir Power System   
               
Gambar  6.15. Diagram Alir Acceleration System
d. Acceleration system, yaitu sistem yang menyuplai campuran bahan bakar dan udara pada saat acceleration pedal diinjak tiba-tiba atau ketika throtle valve terbuka tiba-tiba.
e. Choke Sistem, ini dipasang agar engine dalam keadaan dingin mudah hidup.

E. SISTEM BAHAN BAKAR  MOTOR DIESEL
1. Gambaran Umum
          Prinsip kerja motor diesel berbeda dengan motor bensin. Saat langkah isap, hanya udara yang diisap masuk ke dalam silinder. Pada waktu torak mencapai TMA, bahan bakar  disemprotkan  ke dalam silinder  dan  terjadinya  proses  pembakaran  saat  udara
 dalam silinder bertemperatur tinggi. Pada motor diesel bahan bakar yang digunakan adalah solar atau minyak diesel. Adapun sistem bahan bakar untuk motor diesel dapat dilihat pada gambar.


Keterangan:
1. Tangki bahan bakar                          6. Pompa injeksi
2. Pipa penyalur                                   7. Injektor
3. Penyaring bahan bakar                     8. Saluran udara
4. Pompa penyalur                                9. Penyaring udara.
5. Saringan bahan bakar
 
Gambar 6.16. Aliran Bahan Bakar Diesel
            Prinsip kerja jalannya aliran bahan bakar tersebut di atas adalah sebagai berikut :
> Langkah pengisian, udara yang telah disaring masuk ke dalam silinder.
> Setelah akhir langkah kompresi, bahan bakar dikabutkan ke dalam silinder.
Cara kerja sistem penyaluran bahan bakar (solar) adalah sebagai berikut :
> Solar dari tangki diisap pompa melalui pipa penyalur dan penyaring bahan bakar.
> Solar disalurkan ke pompa injeksi (tekanan tinggi) melalui saringan kedua.
> Dari pompa injeksi ini, solar disalurkan dengan tekanan tinggi masuk ke silinder melalui  nozzle atau injektor.
Sistem bahan bakar diesel terdiri atas independen system dan common system.
a. Independent System
Pada sistem ini setiap silinder dilayani oleh pompa sendiri-sendiri. Sistem ini biasanya digunakan pada motor-motor diesel putaran tinggi, misalnya untuk locomotip.

                                                Gambar 6.17.  Independent System
b. Common System
Pada sistem ini, hanya menggunakan sebuah pompa bahan bakar tekanan tinggi yang disalurkan ke dalam akumulator oleh pompa tersebut. Dari akumulator ini, disalurkan lagi ke beberapa nozzle melalui distributor yang mengatur sistem kontrol terhadap jumlah dan tekanan miriyak. Sistem ini biasanya digunakan pada motor diesel putaran rendah.
                                                           
                                     Gambar 6.18. Common System

1.  Pompa Bahan Bakar Dan Injektor
a.  Pompa Bahan Bakar Jenis Bosch


          Gambar 6.19. Pompa Bahan Bakar Jenis Bosch


b.       Injector

 


 
Gambar  6.20. Macam Injektor
            Sistem penyaluran bahan bakar dari tangki bahan bakar sampai masuk ke dalam silinder, memiliki mekanisme yang berbeda pada sistem motor diesel. Ada tiga sistem penyaluran bahan bakar diesel, yaitu : 1) Sistem pompa pribadi (in line), 2) Sistem pompa distribusi (distributor), dan 3) Sistem akumulator.

1. Sistem pompa pribadi (in line)
         Sistem pompa in line menggunakan pompa tekanan tinggi setiap silindernya. Setiap penyemprot dilayani  satu pompa tekanan tinggi. Pompa ini adalah pompa plunyer yang dilengkapi dengan peralatan pengatur kapasitas. Daya untuk menggerakan pompa diambil dari daya yang dihasilkan oleh mesin itu sendiri.

 
Gambar  6.21. System Pompa In Line

 Prinsip sistem in line  adalah sebagai berikut : Pada saat pompa  menghisap bahan bakar, dimana plunger akan bergerak lurus,  bahan bakar tertekan dan mengalirkannya ke injection nozzle melalui delivery valve. Delivery valve  berfungsi bisa mencegah injeksi secara cepat dan mencegah agar bahan bakar tidak kembali lagi ke plunger.
           Pada sistem pribadi (in line) merupakan sistem yang kompak, tetapi secara ekonomis harganya mahal. Hal ini disebabkan menggunakan satu pompa untuk setiap silinder dan semua pompa harus bekerja dalam susunan yang serasi.

 2. Sistem pompa distributor

Pada sistem distributor, pompa mengalirkan bahan bakar ke dalam distributor yang berfungsi membagi bahan bakar ke dalam setiap penyemprot sesuai dengan urutan penginjeksian. Sistem pompa distributor bekerja sebagai berikut :
 
Gambar 6.22. Sistem Pompa Distributor

Melalui water sedimenter bahan bakar dibersihkan dan ditekan oleh feed pump. Dengan adanya gerak bolak-balik dari plunger, maka tekanan akan naik dan menekan bahan bakar melalui  delivery valve. Sedangkan sistem governur  mengatur bahan bakar masuk yang disemprotkan nozzle. Fuel injection timing diatur oleh pressure timer. Keadaan engine mati pada saat starter switch off, sedangkãn arus yang mengalir ke fuel cut-off selenoid dan saluran bahan bakar tertutup oleh selenoid plunger, sehingga mesin mati akibat penginjeksian bahan bakar terputus.

C. ANGKA CETANE PADA  BAHAN BAKAR

            Seperti kita ketahui bahwa bahan bakar yang digunakan pada motor diesel menggunakan bahan bakar jenis solar. Sebagai bahan bakar harus memiliki performa yang baik, sehingga dari pembakaran mampu menghasilkan energi termis sebesar mungkin melalui proses pembakaran sempurna.
           Angka cetane  mempengaruhi daya tahan dari  bahan bakar terhadap detonasi. Dalam penentuan angka cetane, bahan bakar pembandingnya dibuat dari campuran normal cetane dan alpha methyl napphthalene (C10H7 — CH3) dalam berbagai macam volume. Normal cetane mempunyai kelambatan pengapian yang kecil. Jadi penentuan angka cetane yang diuji sebagai berikut :
Angka     =     Cetane (isi)                                           x 100
Cetane          Cetane (isi) + α . methylnaphthalen

D. PROSES PEMBAKARAN PADA MOTOR DIESEL

          Pada motor diesel bahan bakar diinjeksikan melalui injektor yang telah memiliki tekanan tinggi. Proses pembakaran berlangsung apabila kondisi campuran dan suhu di ruang bakar memenuhi syarat. Proses pembakaran pada motor ditunjukkan melalui grafik hubungan antara tekanan dan putaran engkol.

1. Periode pertama (A - B)
Periode yang merupakan phase persiapan pembakaran dimana udara + bahan bakar tercam pur dan mudah terbakar, karena adanya kenaikan               tekanan yang diakibatkan oleh gerakan poros engkol
 
Gambar 6.23. Hubungan Tekanan dengan Putaran Poros Engkol

2. Periode kedua (B - C)
Pembakaran cepat (diikuti kenaikan tekanan sangat cepat) (B—C). Campuran bahan  bakar dan udara yang mudah terbakar tadi mulai terbakar, dan api akan menyebar ke seluruh ruang pembakaran dengan cepat, sehingga timbul letupan dalam silinder dan tekanan maupun suhunya naik secara cepat pula.
3. Periode ketiga berupa pembakaran langsung (C - D)
           Bahan bakar segera terbakar setelah disemprotkan pada periode ini, diakibatkan tidak adanya proses keterlambatan nyala (delay). Pembakaran dapat dikontrol dengan sejumlah bahan bakar yang disemprotkan pada periode ini. Oleh karenanya periode ini dapat juga disebut periode kontrol pembakaran dan daya guna menjadi turun.
4. Periode keempat berupa pembakaran lanjutan (D - E)
         Bahan bakar disemprotkan sampai pada titik D. Periode ini dilanjutkan untuk membakar sisa-sisa bahan bakar yang belum terbakar pada proses C—D dan berfungsi untuk memperpanjang pembakarannya sampai titik E.

E. RUANG BAKAR  
  
             Ruang bakar dirancang untuk mendapatkan suatu proses pembakaran sempurna dan mendapatkan campuran bahan bakar + udara yang homogen. Jika dibanding dengan motor bensin ruang bakar motor diesel lebih rumit, hal ini disebabkan pada motor diesel hanya udara saja yang dikompresikan sedangkan bahan bakar diinjeksikan pada akhir kompresi. Bentuk ruang bakar  motor diesel terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Ruang bakar langsung
          Pada ruang bakar ini bahan bakar langsung diinjeksikan ke dalam ruang pembakaran oleh nozle. Bentuk ruang bakar yang sederhana dan mudah dihidupkan dalam keadaan dingin. Kelemahan ruang bakar jenis ini adalah tekanan penyemprotan harus tinggi dan kemungkinan terjadi adanya penyumbatan nozle akibat kualitas bahan bakar yang kurang baik.

Gambar 6.24. Ruang Bakar Langsung



2. Ruang bakar tidak langsung
           Ruang bakar ini menggunakan ruang bakar pembantu, dimana proses injeksi bahan bakar tidak secara langsung. Jenis ruang bakar tidak langsung terdiri dari :
a. Ruang bakar kamar muka
b. Ruang bakar turbulen
c. Ruang bakar lanova.
Pada ruang bakar ini terbagi dua bagian yaitu : ruang bakar utama dan kamar muka. Pada ruang bakar ini, bahan bakar yang telah diinjeksikan masuk ke ruang pembakaran muka,
 
Gambar 6.25. Ruang Bakar Muka
selanjutnya masuk ke dalam silinder. Untuk terjadi pembakaran, busi pijar memanaskan dulu ruang bakar sehingga suhu kompresi tercapai.

F. INJEKTOR

                Injektor merupakan komponen sistem bahan bakar diesel yang berfungsi menyemprotkan bahan bakar dari pompa injeksi ke dalam silinder. Secara umum fungsi injektor adalah sebagai berikut :
a.  Menyemprotkan bahan bakar ke dalam silinder sesuai dengan kebutuhan.
b. Mengabutkan bahan bakar sesuai dengan derajat pengabutan.
c Mendistribusikan bahan bakar untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna.
Injektor terdiri dari dua komponen utama yaitu nozzle dan nozzle holder.

1. Nozzle
            Nozzle merupakan komponen injektor yang dapat mempertinggi kecepatan penyemprotan dan bentuk pancaran. Nozzle pada motor  diesel ada dua, yaitu model lubang dan model pin. Jenis ini banyak dipergunakan untuk motor diesel dengan penyemprotan langsung. Model lubang terdiri dari dua tipe, diantaranya : tipe satu lubang dan
 
Gambar 6.26. Nozzle
 banyak lubang. Model pin digunakan untuk motor diesel yang mempunyai ruang bakar model pusar dan kamar muka. Model pin dapat menurunkan tingkat denotasi dan menghemat pemakaian bahan bakar dalam daya yang sama dibanding jenis lain. Model pin terdiri dan dua tipe di antaranya tipe throttle dan tipe pintle.

2. Pemegang nozzle (nozzle holder)
           Pemegang nozzle berfungsi sebagai dudukan nozzle dan menempatkan nozzle pada mesin. Pemegang nozzle mengatur tekanan periyemprotan. Konstruksi nozzle holder terdiri dan nozzle needle yang ditahan pin penekan dan pegas penekan yang diatur oleh adjusting srew saat membuka dan menutup dan nozzle needle.

Gambar 6.27.  . Pemegang Nozzle

3. Cara Kerja Injektor
            Pompa injeksi mengalirkan bahan bakar melalui nozzle holder menuju ke oil pool. Saat tekanan bahan bakar naik, maka bahan bakar akan menekan ujung jarum. Saat tekanan melebihi tekanan pegas, maka nozzle needle terlepas dari nozzle body sehingga terjadi penyemprotan bahan bakar. Saat tekanan bahan bakar turun akibatnya pompa tidak mengalirkan bahan bakar maka nozzle needle kembali pada nozzle body.

G. SARINGAN BAHAN BAKAR DAN SEDIMENTER
 Proses penyaringan bahan bakar pada motor diesel sangat teliti sekali hal ini disebabkan kemungkinkan bahan yang akan diinjeksikan menyumbat nozzle.
 
Gambar  6.28. Cara Kerja Injektor

 Untuk itu pada motor diesel dipakai penyaringan ganda, yaitu saringan pertama kasar sedangkan saringan kedua disebut saringan lembut. Saringan kasar menyaring bahan bakar dari tangki yang masuk ke pompa penyalur. Sedang  saringan halus menyaring bahan bakar dari pompa penyalur yang masuk ke injektor. Pada motor diesel biasanya dipasang water sedimenter yang berfungsi memisahkan air dengan bahan bakar. Water sedimenter menampung air dan pada saat tertentu air harus dibuang dengan adanya relay peringatan.

Jika volume air di atas 2000 cc water level defecting switch berhubungan dengan massa. Sehingga arus mengalir dari baterai —> lampu filter ->  massa. Indikator yang bisa dilihat lampu filter menyala yang menunjukkan kondisi air perlu di periksa dan dikuras.
 
Gambar 6.29. Saringan Bahan Bakar

H. SISTEM PEMANAS AWAL

                Pemanas awal berfungsi untuk memanasi ruang bakar muka dengan menggunakan energi listrik, agar memungkinkan bahan bakar mudah terbakar sehingga saat start mudah dihidupkan. Untuk menunjukkan glow plug telah panas dipasang glow plug controller yang memberi tanda dan dihubungkan secara seri dengan glow plug. Busi pemanas (Glow Plug) dipasang ke dalam precombustion chamber.

I. Governor

             Governor dipasang pada sistem bahan bakar diesel berfungsi melakukan pengaturan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan sesuai dengan beban motor. Bila kecepatan turun maka governor akan segera menggerakkan penakar bahan bakar hingga pemberian bahan bakar ke dalam silinder berkurang. Sebaliknya bila kecepatan naik, governor segera mereduksi pemberian bahan bakar. Governor terbagi tiga, yaitu Governor mekanis, Governor pneumatis, dan Governor gabungan.
 
1. Governor Mekanis
Pada putaran tinggi dan mesin dikontrol oleh adanya gaya sentrifugal yang dihasilkan flyweight (steel ball) dan governor mekanis. Pada kecepatan tinggi dan mesin flyweight (steel ball) bergerak keluar pada alurnya karena
Gambar 6.30. Cara Kerja Governor Mekanis

adanya gaya sentrifugal dan mendorong silinder ke arah kanan. Gerakan silinder ini menyebabkan rack control lever terungkit pada tangkainya dan gaya bagian atas meng- gerakkan control rack ke arah kiri atau ke arah mengurangi bahan bakar, akibatnya kecepatan berkurang dan kevakuman di vacuum camber juga berkurang.

2. Governor pneumatis
Mesin pada putaran rendah sampai menengah kecepatannya diatur oleh governor
pneumatis yang didapat dari perubahan harga vacuum di ventury yang ada pada saluran masuk manifold. Vacuum yang dihasilkan pada ventury ditentukan oleh terbukanya katup kupu-kupu dan kecepatan mesin, ruang vacuum yang dihubungkan dengan ventury dengan memakai
 
Gambar 6.31. Cara Kerja Governor Pneumatis
pipa udara yang tertutup rapat. Diafragma ditekan oleh pegas utama, berdasarkan harga vacuum sehingga menggerakkan rack pengontrol bahan bakar. Jika tekanan vacuum seimbang dengan tekanan pegas utama, maka disitulah kedudukan dari control rack.

3. Governor gabungan
Gambar 6.32. Governor Gabungan
            Pengaturan governor yang baik pada kecepatan beban penuh. Pada saat menuju dataran tinggi tekanan udara pada saluran masuk menjadi rendah karena tekanan udara berkurang dibanding pada dataran rendah, sehingga  mesin over running disebabkan udara yang menahan control rack ke arah penambahan bahan bakar menjadi berkurang dan control rack cenderung bergerak ke arah penambahan bahan bakar. Sebaliknya pada governor mekanik perubahan gaya sentrifugal akan berubah-ubah pada setiap kecepatan yang berbeda-beda. Tetapi pada kecepatan rendah sangat sukar mempertahankan kecepatan yang stabil. Pada governor ini gabungan dari governor pneumatik dan mekanik, yaitu dengan menggabungkannya sehingga lebih baik untuk setiap kecepatan.

J. AUTOMATIC TIMER
         Fungsi  automatic timer untuk memajukan saat penginjeksian sesuai dengan kecepatan mesin. Berdasarkan penggeraknya terbagi dua yaitu : timer digerakkan dengan mekanik atau tangan dan yang otomatis (automatic timer).  Sekarang  jenis automatic timer yang sering digunakan. Pada automatic timer bekerja berdasarkan gaya sentrifugal dan putaran mesin yang mengatur saat injeksi secara automatis.
Cara kerja automatic timer :
Saat kecepatan bertambah, gaya sentrifugal (N) bertambah, dan timer weigt (E) bergeser ke luar. Permukaan (D) dari timer weight meluncur sesuai dengan advance flange pada sisi sepanjang journal (A) dan driving flange. Pada saat ini, jarak (L) antara journal (A) dan dowel (B) pada timer hub akan berkurang. Driving flange, timer hub tetap pada drive shaft dan cam shaf pompa dapat berubah relatif terhadap posisi putarannya sebesar sudut advance. Timer weight keluar sesuai dengan gaya pegas sehingga dengan bertambahnya kecepatan maka sudut advance bertambah.
        Keterangan :
    N = gaya sentrifugal
    A = journal
    B = dowel
    C = teganganpegas
    D = permukaan timer weight
    E = timer
    L  = jarak journal dan dowel.

 
Gambar  6.33. Cara Kerja Automatic Timer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar