A.       POROS ENGKOL
1. Konstruksi Poros Engkol
Bagian-bagian poros engkol terdiri atas:
► Sumbu utama (crank jurnal), yang dilengkapi dengan dudukan
bantalan dan metal sehingga dapat berputar dengan mudah.
►Crank-pin, yaitu poros yang
menghubungkan engkol dengan batang torak; jumlah crank-pin sesuai dengan jumlah
silindernya.
► Crank-arm,  yaitu yang menghubungkan crank-pin dengan crank
jurnal.
Gambar  4.1. Poros Engkol
►Balance
weigh (bobot kontra), yang dipasang untuk menstabilkan putaran poros  engkol.
►Bagian
depan dan poros engkol, dibuat sedemikian rupa sehingga
dapat dipasang timing gear untuk menggerakkan sumbu nok, puli untuk
menggerakkan pompa air-pendingin, dan puli untuk menggerakkan generator.
►Bagian
ujung belakang poros engkol, dilengkapi dengan flens untuk memasang
roda penerus.
Poros engkol 
motor bensin 2 langkah dapat dilihat pada gambar di bawah.
Ujung kiri dan kanan dilengkapi  poros yang mempunyai pasak untuk
menghubungkan  alat-alat transmisi (roda
gigi dan alat-alat pengapian). Sedangkan
pena engkol dipasang dengan engkol kiri dan kanan yang dipres setelah batang torak dan kelengkapannya terpasang pada
pena engkol.
Gambar  4.2. Poros Engkol Motor Bensin 2 Tak
B. TORAK DAN
KELENGKAPANNYA
                                            Gambar  4.3. Torak
Torak
dapat digolongkan menurut :
a)
Bahannya : besi tuang, semi baja dan campuran aluminium.
b)
Bentuk puncak atau tamengnya : rata, cembung, miring atau cekung.
c)
Konstruksi pinggangnya : padat, berbelah vertikal atau horizontal.
d)
Jumlah cincinnya : dua, tiga, empat, dan seterusnya.
e)
Kelonggaran silinder : konstan atau berubah-ubah.
f)
Penguatnya : baja patri tunggal atau berganda.
g) Bentuk
celah : I atau T.
C. KATUP
1. Fungsi Katup
             Pada motor 4 langkah, baik motor
bensin maupun motor diesel, diperlukan katup-katup yang terdiri atas katup
masuk dan katup buang.
a. Katup masuk berfungsi untuk mengatur pemasukan bahan bakar
atau udara murni   pada motor diesel, menutupnya
harus sempurna  agar saat kompresi atau
kerja tidak terjadi kebocoran.
b. Katup buang berfungsi untuk mengeluarkan gas-gas sisa
pembakaran dan  menutupnya kembali saat
pemasukan udara/bahan bakar, juga saat kompresi dan kerja harus dalam keadaan
tertutup rapat.
2.
Bagian-bagian Katup
    Bagian-bagian katup terdiri atas :
a.  Batang dengan
ujung yang beralur, yaitu untuk menempatkan cincin penjamin. Batang katup
terdiri atas batang katup pejal dan berongga.
b. Bagian kepala katup yang berbentuk payung disebut
tameng  terdiri atas tameng kaku (rata),
tameng cekung, dan tameng cembung. Katup 
bentuk tameng cekung digunakan pada katup hisap, sedang katup dengan
bentuk .tameng cembung digunakan untuk katup buang.
                                         Gambar  4.4. Katup
3. Bahan
katup
    Katup terbuat dari baja paduan, yaitu:
a.  Katup masuk,
baja paduan dengan Carbon 0,45 — 0,8%, Crom 0,5 — 20%, Mangan  0,4 — 0,9%, Nikel 0,55 — 1,3%, dan Silisium
0,3 — 3,3%.
b.  Katup buang,
baja paduan dengan Carbon 0,2 — 0,7%, Chrom 15 — 21%, Mangan  0,6 — 9%, Nikel 1,9 — 11,5%, dan Silisium 0,15
— 3%.
4. Mekanisme
Katup
          Katup masuk dan katup buang, harus
terbuka pada saat yang tepat, yaitu dengan perantaraan noken as (kam), lihat
gambar 4.5.
Gambar 4.5. Mekanisme Katup
Cara kerjanya :
         Putaran dari poros engkol diteruskan
oleh roda gigi timing ke poros nok, nok menekan batang tekan dan mendorong tuas
ungkit hingga katup terbuka. Mekanisme katup secara langsung, yaitu tanpa tuas
ungkit. Putaran dari poros nok langsung menekan katup, sehingga katup terbuka. Katup
masuk dan katup keluar dapat tertutup kembali karena adanya gaya pegas yang
dipasang pada katup.
          Selama
satu siklus kerja, katup masuk dan  buang
terbuka satu kali. Oleh karena itu perbandingan putaran poros engkol dengan
putaran poros nok harus 2 : 1, yaitu 2 putaran poros engkol, satu kali putaran
poros nok. Dengan kata lain, roda gigi timing
harus mempunyai angka transmisi i = 2.
5.
Pengaturan Pembukaan dan Penutupan Katup
contoh 1.
         Motor 4 tak pembukaan dan penutupan
katup seperti tabel di bawah :
                Tabel  4.1.  Pembukaan dan Penutupan Katup
| 
   
Keadaan 
 | 
  
   
Katup isap 
 | 
  
   
Katup buang 
 | 
 
| 
   
Terbuka 
 | 
  
   
15 d.e. sblm TMA 
 | 
  
   
22,5 d.e. sblm TMB 
 | 
 
| 
   
Tertutup 
 | 
  
   
30 d.e. stlh TMB 
 | 
  
   
20 d.e. stlh TMA 
 | 
 
Gambarkan
diagram pengaturan pembukaan dan penutupan katup,  berapa d.e. katup isap dan buang terbuka ?.
Cara
melukis : lintasan engkol tiap langkah torak 180 d.e., jadi besar sudut yang
ditempuh selama : Katup isap terbuka     : 15 + 180o + 30    = 225
d.e.
                              Katup buang
terbuka  : 22,5 + 180o + 20 =
222,5 d.e.
Katup
isap dibuka  saat torak  hampir mencapai TMA dengan harapan pada
pengisian awal luas pembukaan saluran muatan 
cukup besar dan tertutup beberapa saat 
setelah torak mencapai TMB dengan harapan hambatan muatan pada akhir
pengisian  kecil.   Sedang katup buang diberi pembukaan dan
penutupan awal agar saluran gas lebar pada akhir langkah buang sehingga tahanan
alirannya kecil dan pengeluaran gas lebih bersih. 
          Proses kompresi dimulai  pada titik B, penyalaan  pada titik C. Demikian juga halnya katup
buang diberikan pembukaan awal dan penutupan susulan. Katup buang dibuka
beberapa saat  sebelum torak  mencapai TMB dan ditutup beberapa saat
sesudah torak  mencapai TMA. Dari gambar
kedua katup pernah terbuka bersama-sama sebesar sudut AOE, sudut ini disebut
sudut impitan katup. Kita buat
lingkaran orbit misal 50 bagian dan tiap bagian 1mm, serta lintasan pena
engkol  dinyatakan dalam persen.




            TMB
Gambar  4.6. Pengaturan Pembukaan dan
Penutupan Katup
Contoh 2.
           Motor bensin 4 tak  berputar 1080 rpm. Katup isap terbuka selama
210 d.e. dan katup buang selama 220 d.e. Hitung lama  pembukaan kedua katup tersebut dalam detik.
Perhitungan
:
Waktu yang diperlukan untuk tiap putaran    1 
      menit    atau     
60      detik
1080                                          
1080
sudut lintasan engkol tiap putaran engkol  360 d.e. jadi waktu pembukaan :
katup isap     :    60
   x    210      = 
0,03  detik.
1080   
      360
katup buang :    60     x   220    =  
0,03  detik.
1080         
 360 
Contoh 3.
           Motor 2 tak  dengan pembilasan ruang engkol 1080 rpm.
Lubang buang terbuka 50 d.e. sebelum TMA dan lubang masuk 40 d.e. sebelum TMB.
Hitung waktu pembukaan masing-masing lubang tersebut.
Perhitungan
:
Waktu  yang  diperlukan  untuk  setiap
 putaran 
1      menit
atau    60   detik,  yaitu  untuk
                                                                      
     1080                             1080
lintasan  engkol  360 d.e.  Lintasan  pena  engkol  selama
 katup  buang  terbuka   adalah
 2 x 50 = 100 d.e., yaitu selama   60
   x  
100   =  0,015 detik.
                                                   1080      
360    
Lintasan  pena   engkol     selama
  katup  masuk   terbuka
adalah 2 x 40 = 80 d.e., yaitu 
selama    60    x     80    = 
0,012 detik
               1080      360
D. BLOK SILINDER
            Blok silinder terbuat dari cast-iron,
atau paduan aluminium, dengan tujuan untuk 
mengurangi
berat dari motor itu sendiri dan untuk memperlancar perpindahan panasnya.
Blok
silinder dibentuk untuk dudukan poros engkol dan ruang geraknya, dudukan kepala
silinder, ruang pelumasan, rongga rongga air pendingin maupun pelumasan.
Sedangkan pada bagian sisi luarnya dibuatkan bagian-bagian untuk memasangkan
kelengkapan, misalnya: dudukan pompa bensin / pompa oli, dudukan distributor,
motor starter, dan semacamnya. 
 Gambar   4.7. Blok Silinder Sepada Motor    
 Gambar  4.8. Blok Silinder Mobil
E. SILINDER
            Silinder terpasang pada blok silinder
dirancang sebagai media untuk menghasilkan  mekanisme 
kerja meliputi langkah dan proses, yaitu langkah isap,  kompresi, proses pembakaran,  usaha dan proses pembuangan.  Silinder juga dirancang mencegah kebocoran-kebocoran
sehingga energi yang dihasilkan berupa panas dan tekanan tidak berkurang akibat
konstruksi silinder yang tidak kokoh dan bocor.
           Silinder  pada mobil umumnya berjumlah lebih dari
satu.  Banyaknya silinder pada kendaraan
dapat memberikan indikator tentang jenis mobil dan kelas (daya mobil). Semakin
banyak silinder (contoh ada 2 sampai ada yang 12) menunjukkan tingkat kemampuan
performa engine suatu kendaraan. Dewasa ini pemakaian silinder pada kendaraan
menggunakan 4 silinder ke atas. Tiap silinder menentukan berapa besar cc
kendaraan (Volume langkah). Berdasarkan susunannya, silinder terbagi menjadi
beberapa model, diantaranya sebagai berikut.
1. Model
satu garis
              Model ini tersusun dalam satu garis
memanjang pada blok silinder dan sangat sederhana serta umumnya berjenis 4 dan
6 silinder. Letak silinder pertama dan selanjutnya bisa diketahui dari
letak/kedudukan puli dan yang dekat dengan puli silinder pertama. Model ini
tersusun seperti huruf V agar putaran mesin lebih seimbang (balance).
Susunannya terdiri 4 silinder dan tiap sisi-sisinya  menghadap poros engkol.
 Gambar  4.9. Model Segaris  
2. Model V
                            Gambar  4.10. Model V
3.  Model horizontal berlawanan arah
             Model ini letak silindernya
horizontal dan letak torak berlawanan arah. Kedudukan mesin lebih rendah dan
biasanya digunakan untuk mesin-mesin yang berpendingin udara.
4. Model
horizontal
Susunan
model horizontal letak silindernya secara horizontal. Biasanya model ini
digunakan untuk mesin-mesin kendaraan berat.
Gambar  4.11. Model Horizontal
F. PELAPIS SILINDER
           Pelapis silinder terletak pada
bagian  dalam silinder berfungsi mencegah
keausan dan panas.  Pelapis silinder  harus selalu didinginkan agar temperaturnya
tidak menyebabkan perubahan bentuk, sehingga mekanis gerak translasi torak akan
terganggu. Ada dua macam pelapis silinder, yaitu :
1. Pelapis
silinder model basah (wet type cylinder liner)
2. Pelapis silinder model kering (dry type cylinder liner)
            Pelapis silinder model basah bagian sisi
luarnya berhubungan langsung dengan air pendingin. Pelapis ini terpasang pada
dudukan silinder ada yang bisa dilepas dan ada 
yang bersatu-padu dengan blok silinder. Sedangkan pelapis silinder model
kering, bagian luar dan dinding silindernya tidak berhubungan langsung dengan
air pendingin, sebab dilapisi dulu oleh pelapis silinder setebal 2 sampai 4 mm.
Pelapis silinder model ini bahan yang digunakan berbeda dengan blok silinder,
dibuat dengan kekerasan tertentu sehingga tahan gesekan. Penggunaan pelapis silinder
model kering untuk silinder-silinder yang mempunyai diameter dalam sudah
melampaui limit. 
                                                            
Gambar 4.12. Pelapis Silinder
G. KEPALA SILINDER
Gambar  4.13. Kepala Silinder
H. SALURAN ISAP DAN SALURAN BUANG.
              Saluran ini gunanya untuk
menyalurkan gas ke dalam dan keluar dari silinder. Saluran masuk dipasang
diantara karburator dan lubang-lubang katup masuk. Saluran buang menghubungkan
lubang-lubang katup buang dengan pipa buang. Kedua saluran tersebut dapat berupa
satu benda tuang atau terpisah. 
                                          Gambar  4.14. Saluran Masuk dan Buang
I. TUTUP KEPALA SILINDER
                                                   Gambar  4.15. Tutup Kepala Silinder
J. PAKING
Gambar  4.16.  Paking





 








Tidak ada komentar:
Posting Komentar