A. SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN
1. Karburator Sepeda Motor
Fungsi Karburator untuk membentuk campuran bahan bakar
(bensin) dan udara pada motor bensin yang berfungsi
- Mengatur pemasukan udara dan bahan bakar
ke dalam saluran isap.
- Mengatur beban dan kecepatan motor.
- Mengatur bahan
bakar udara secara merata.
Gambar 6.1. Karburator
2.
Membongkar dan Memasang Kembali Karburator
Langkah-langkah untuk membongkar,
memeriksa, dan memasangkan kembali karburator dapat dilihat pada gambar berikut
:
Periksa karburator, jika kotor bersihkan dengan menggunakan
minyak tanah, tiuplah semua saluran-saluran dan jet-jetnya dengan menggunakan
kompresor. Periksa Needle Valve,
jika aus diganti. Setelah dibersihkan semua bagian karburator, kemudian dirakit
kembali sesuai dengan keadaannya.
Gambar 6.2. Membersihkan Karburator
B. SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN PADA MOBIL
Sistem penyaluran bahan bakar motor
bensin ada yang menggunakan sistem penyaluran sendiri dan sistem penyaluran
dengan tekanan. Pada sistem sendiri, bensin dari tangki menuju ke saringan dan
terus ke karburator, kemudian melalui saluran
pemasukan terus menuju ruang pembakaran
(silinder). Pada sistem penyaluran dengan tekanan, pengaliran bensin dari tangki ke karburator memerlukan tekanan dari pompa. Pada motor bensin, bahan bakar
ditampung dalam tangki bahan bakar (fuel tank),
disaring oleh saringan bensin (fuel filter),
diisap dan ditekan oleh pompa bensin (fuel pump)
dicampur dengan udara di dalam karburator dan selanjutnya diteruskan ke dalam
silinder melalui intake manifold.
Gambar 6.3.
Sirkulasi Sistem Bahan Bakar Bensin
Pada
sistem pengaliran sendiri sudah jarang dipergunakan, sedangkan mobil-mobil
dewasa ini hampir semua menggunakan pompa dan sistem pengaliran bahan bakar
yang modern. Di bawah ini ditunjukkan sistem penyaluran bahan bakar, yaitu :
Keterangan
gambar:
1. Penyaring udara
2. Karburator
3. Saluran pemasukan
4. Saluran pembuangan
5. Saringan bahan bakar
6. Pompa bahan bakar
7. Saringan bahan bakar
8. Tangki bahan bakar
Gambar 6.4. Skema
Sistem Penyaluran Bahan Bakar
Sistem
penyaluran bahan bakar berdasarkan komponen pencampur bahan bakar dan udara
terbagi dua yaitu sistem carburator dan
sistem fuel injection. Sistem karburator
digunakan untuk mobil-mobil yang biasa, sedangkan sistem fuel injection
digunakan untuk mobil-mobil spesial (sports, high class). Bahan bakar yang dapat digunakan gasoline engine
adalah : Bensin/gasoline danGasohol (gasoline + alkohol).
1. Bensin
Unsur utamanya adalah Carbon (C)
dan Hydrogen (H). Bensin terdiri dari Octane (C8 H18) dan Heptane
(C7 H16). Apabila nilai Octane rendah, maka bensin mudah
terbakar sehingga mudah sekali terjadi knocking. Bila
octanenya tinggi, bensinnya tahan panas,
tidak mudah terbakar, sehingga knocking dapat diatasi. Contoh bensin yang nilai
octanenya tinggi adalah bensin super. Sedangkan premium nilai octanenya cukup.
a. Tetra
ethyl lead
Fungsinya adalah sebagai bahan
pencampur bensin untuk menaikkan nilai octane. Tetra ethyl lead terdiri dari :
>
Lead tetra ethide > Halowax
oil
> Ethyl dibromide > Red dye.
b.
Mixture ratio
Mixture ratio adalah perbandingan
berat antara udara dan bensin. Perbandingan yang ideal adalah kira-kira Ga : Gf
= 15 : 1.
Ga
= Grafity of air (berat jenis udara)
Gf
= Grafity of fuel (berat jenis bahan
bakar)
Perbandingan
campuran yang masih dapat terbakar adalah 1 : 8, dan 1 : 20.
1 : 8,
campuran yang gemuk / pekat / rich.
1 : 20,
campuran yang kurus / tipis / lean.
Syarat-syarat
campuran yang diperlukan engine adalah sebagai berikut :
a. Pada
waktu yang sudah ditentukan harus terbakar semua.
b.
Efisiensi panasnya baik.
c.
Tenaga yang dihasilkan kuat.
d.
Ekonomis
C. KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR PADA MOBIL
1. Tangki Bahan
Bakar
Tangki bahan bakar sebagai tempat
menampung bahan bakar, terdapat saluran pernapasan (breather
pipe) untuk menyamakan tekanan udara di dalam tangki dengan udara
luar. Udara dalam fuel tank
mengandung uap bensin (HC), bila langsung dikeluarkan akan berakibat pencemaran
udara (polusi), bahaya kebakaran, dan pemborosan
bahan bakar. Pada tangki bahan bakar terdapat :
a.
Saluran untuk memasukkan dan saluran untuk menyalurkan bensin.
b. Di dalam ada dinding pemisah (separator) sebagai
penguat dan mencegah goncangan saat
kendaraan berjalan, berhenti, menurun, mendaki sehingga penyaluran bahan bakar
tidak terhenti.
c.
Pengukur isi bensin untuk mengetahui jumlah isi bensin.
Keterangan :
1. Selang udara
2. Dan karburator atau pompa bensin
3. Saluran kembali
4. Saluran bensin utama
5. Ke karburator
6.
Fuel inlef line
7.
Sub-tank
8.
Drain plug
9. Saringan
10. Fuel gauge sender unit
11. Separator
12. Lubang masuk bensin
Gambar 6.5. Tangki
Bahan Bakar
Sistem pembuangan agar tidak terlalu
mengandung bahan-bahan yang berbahaya terhadap kesehatan, maka pada fuel tank ada yang dilengkapi dengan 2-way valve
dan vapor liquid separator tank, seperti yang digunakan pada mobil
Galant, Lancer, L-300.
2. Pompa Bahan
Bakar
Fungsinya mengisap bahan bakar dari fuel tank, kemudian mengirimnya ke karburator. Fuel pump ada
tiga macam, yaitu :
a. Mechanical
diaphragm type.
b. Vacuum diaphragm type (untuk 2 cycle).
c. Electrical type.
Diantara ketiga macam fuel pump tersebut di
atas, yang banyak dipergunakan adalah mechanical diaphragm type
dan electrical type.
a. Mechanical Diaphragm Type
Kebaikannya adalah :
> Harganya murah
> Bahaya kebakaran tidak ada.
Keburukannya adalah:
> Harus dipasang di dekat engine
Gambar 6.6. Mechanical Diaphragm Type
> Pada waktu start, bensin tidak dapat
langsung dikirim ke karburator.
> Sering
atau mudah terjadi vapor lock.
b. Electrical
Type
Kebaikannya
:
>
Dapat dipasang di mana saja
>
Pada waktu start, bensin dapat langsung di kirim ke karburator
>
Jarak pengiriman dan bensin dapat diperpen dek sehingga vapor lock sulit
terjadi.
Keburukannya
:
>
Harganya mahal
>
Bahaya kebakaran lebih besar.
Gambar 6.7.
Electrical Type
Cara
kerja electrical type :
Jika ignation switch di ON, maka
coil akan mendapat arus sehingga dapat menjadi magnet yang akan menarik plunger
beserta diaphragmanya ke atas. Bensin akan masuk melalui inlet valve. Waktu
plunger sudah di atas, rodnya akan memutuskan point sehingga magnet di coil
akan hilang dan plunger beserta diaphragma akan turun, sehingga terjadi
penekanan terhadap bensin yang akan keluar menuju ke karburator. Jika bensin di
karburator sudah penuh, maka tekanan
bensin akan naik sampai dengan kekuatan plunger spring. Pada waktu ini, point
akan terputus dan diaphragma tidak bekerja sampai tekanan bensin di karburator
turun di bawah kekuatan plunger spring.
D. KARBURATOR
Karburator merupakan komponen utama
sistem penyaluran bahan bakar motor bensin yang berfungsi mengabutkan bensin
dan mencampurkannya dengan udara dalam perbandingan tertentu.
1. Prinsip
kerja karburator
Aliran bensin dari pompa ditampung dalam ruang pelampung.
Pada saat torak bergerak ke bawah (Isap) tekanan udara di ruang campuran turun
yang menyebabkan udara mengalir masuk melalui saringan udara.
Gambar 6.8.
Konstruksi Karburator
Aliran
udara pada venturi kecepatannya bertambah dan tekanan berkurang. Hal ini
menyebabkan bahan bakar terisap dan masuk ke silinder melalui intake manifold.
2. Komponen
Karburator
a. Venturi
Merupakan
suatu saluran tempat aliran campuran udara + bahan bakar ke luar karburator.
Venturi dihubungkan dengan intake manifold dan aliran bahan bakar, sehingga
udara pada venturi dapat mempercepat dan menurunkan tekanan.
b. Pelampung
Pelampung
berfungsi mengatur tinggi bahan bakar yang tepat. Jika bahan bakar naik, maka pelampung ikut
naik. Jika ketinggian telah tercapai, maka pelampung akan menutup katup jarum. Jika bahan bakar berkurang maka
katup akan membuka kembali.
c. Cuk
Berfungsi
untuk mempermudah engine hidup waktu masih dalam keadaan dingin dengan
memberikan campuran kaya atau menutup
aliran udara. Tekanan udara dalam venturi menurun menyebabkan lebih banyak
bahan bakar masuk ke venturi.
d. Pengatur
Beban dan Kecepatan
Pengatur
beban berfungsi untuk mengatur banyaknya bahan bakar masuk ke pipa saluran
bahan bakar. Sedangkan pengatur kecepatan berfungsi untuk mengatur katup
kecepatan, sehingga campuran banyak masuk lebih besar.
3. Jenis
karburator
Menurut cara aliran bahan bakar dan
cara penghisapan udara, karburator dibagi tiga yaitu: karburator arus naik, karburator arus mendatar, dan karburator arus
turun.
a Karburator
Arus Naik
Pada karburator ini, aliran gas dari
karburator ke silinder arahnya ke atas (naik). Daya guna jenis ini kurang baik
karena laju aliran gas akan berkurang akibat gaya gravitasi. Biasanya jenis ini
dipasang menggantung pada intake manifold.
Gambar 6.9. Karburator Arus Naik
Gambar 6.10. Karburator Arus Mendatar
b.
Karburator Arus Mendatar
Dibanding karburator arus naik, karburator ini
intake manifold dapat dibuat lebih pendek akan tetapi masih ada pengaruh
gravitasi, sehingga aliran gas kurang cepat.
c.
Karburator Arus Turun
Karburator
jenis ini, pengaruh gravitasi tidak ada karena searah dengan aliran, namun
gesekan gas lebih besar. Jenis ini banyak dipakai, karena perawatan mudah dan
harga relatif lebih murah.
Gambar 6.11.
Karburator Arus Turun
4. Sistem
pada karburator
a. Slow
system, yaitu sistem yang mensuplai campuran pada waktu idling
atau lebih tinggi daripada idling.
b. High
speed system, yaitu sistem yang menyuplai
campuran bahan bakar + udara pada putaran tinggi atau pada saat katup gas
terbuka.
Gambar 6.12. Aliran Slow System
Gambar 6.13. High Speed System
c. Power
system, yaitu sistem yang menyuplai
campuran bahan bakar dan udara waktu
engine bekerja pada momen yang besar. Sistem ini dimaksudkan untuk menghindari
campuran yang kurus dengan menggunakan sistem tenaga diafragma dan plunger. Di
bawah ini ditunjukkan diagram alir power system tipe plunger.
Gambar 6.14.
Diagram Alir Power System
Gambar 6.15.
Diagram Alir Acceleration System
d. Acceleration system, yaitu sistem yang menyuplai campuran
bahan bakar dan udara pada saat acceleration
pedal diinjak tiba-tiba atau ketika throtle valve
terbuka tiba-tiba.
e. Choke Sistem, ini dipasang agar engine dalam keadaan dingin mudah hidup.
E.
SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR DIESEL
1. Gambaran
Umum
Prinsip kerja motor diesel berbeda
dengan motor bensin. Saat langkah isap, hanya udara yang diisap masuk ke dalam
silinder. Pada waktu torak mencapai TMA, bahan bakar disemprotkan ke dalam silinder dan terjadinya proses
pembakaran saat udara
dalam silinder bertemperatur tinggi. Pada
motor diesel bahan bakar yang digunakan adalah solar atau minyak diesel. Adapun
sistem bahan bakar untuk motor diesel dapat dilihat pada gambar.
Keterangan:
1. Tangki bahan bakar 6. Pompa injeksi
2. Pipa penyalur 7. Injektor
3. Penyaring bahan bakar 8. Saluran udara
4. Pompa penyalur 9. Penyaring
udara.
5. Saringan bahan bakar
Gambar 6.16.
Aliran Bahan Bakar Diesel
Prinsip kerja jalannya aliran bahan
bakar tersebut di atas adalah sebagai berikut :
> Langkah pengisian, udara yang telah disaring masuk
ke dalam silinder.
> Setelah
akhir langkah kompresi, bahan bakar dikabutkan ke dalam silinder.
Cara
kerja sistem penyaluran bahan bakar (solar) adalah sebagai berikut :
> Solar dari tangki diisap pompa melalui pipa penyalur
dan penyaring bahan bakar.
> Solar
disalurkan ke pompa injeksi (tekanan tinggi) melalui saringan kedua.
> Dari pompa injeksi ini, solar disalurkan dengan
tekanan tinggi masuk ke silinder melalui nozzle atau injektor.
Sistem
bahan bakar diesel terdiri atas independen system dan
common system.
a.
Independent System
Pada
sistem ini setiap silinder dilayani oleh pompa sendiri-sendiri. Sistem ini
biasanya digunakan pada motor-motor diesel putaran tinggi, misalnya untuk
locomotip.
Gambar 6.17.
Independent System
b. Common
System
Pada
sistem ini, hanya menggunakan sebuah pompa bahan bakar tekanan tinggi yang
disalurkan ke dalam akumulator oleh pompa tersebut. Dari akumulator ini,
disalurkan lagi ke beberapa nozzle melalui distributor yang mengatur sistem
kontrol terhadap jumlah dan tekanan miriyak. Sistem ini biasanya digunakan pada
motor diesel putaran rendah.
Gambar 6.18.
Common System
1. Pompa Bahan Bakar Dan Injektor
a. Pompa Bahan Bakar Jenis Bosch
Gambar 6.19. Pompa Bahan Bakar Jenis
Bosch
b. Injector
Gambar 6.20. Macam Injektor
Sistem penyaluran bahan bakar dari
tangki bahan bakar sampai masuk ke dalam silinder, memiliki mekanisme yang berbeda
pada sistem motor diesel. Ada tiga sistem penyaluran bahan bakar diesel, yaitu
: 1) Sistem pompa pribadi (in line), 2)
Sistem pompa distribusi (distributor), dan 3) Sistem akumulator.
1. Sistem
pompa pribadi (in line)
Sistem pompa in line
menggunakan pompa tekanan tinggi setiap silindernya. Setiap penyemprot
dilayani satu pompa tekanan tinggi.
Pompa ini adalah pompa plunyer yang dilengkapi dengan peralatan pengatur
kapasitas. Daya untuk menggerakan pompa diambil dari daya yang dihasilkan oleh
mesin itu sendiri.
Gambar 6.21. System
Pompa In Line
Prinsip sistem in line adalah sebagai berikut : Pada saat pompa menghisap bahan bakar, dimana plunger akan
bergerak lurus, bahan bakar tertekan dan
mengalirkannya ke injection nozzle melalui delivery valve. Delivery valve berfungsi bisa mencegah injeksi secara cepat
dan mencegah agar bahan bakar tidak kembali lagi ke plunger.
Pada sistem pribadi (in line) merupakan sistem yang kompak, tetapi secara
ekonomis harganya mahal. Hal ini disebabkan menggunakan satu pompa untuk setiap
silinder dan semua pompa harus bekerja dalam susunan yang serasi.
2. Sistem pompa distributor
Pada
sistem distributor, pompa mengalirkan bahan bakar ke dalam distributor yang
berfungsi membagi bahan bakar ke dalam setiap penyemprot sesuai dengan urutan
penginjeksian. Sistem pompa distributor bekerja sebagai berikut :
Gambar 6.22.
Sistem Pompa Distributor
Melalui
water sedimenter bahan bakar dibersihkan
dan ditekan oleh feed pump. Dengan adanya gerak
bolak-balik dari plunger, maka tekanan akan naik dan menekan bahan bakar
melalui delivery
valve. Sedangkan sistem
governur mengatur bahan bakar masuk yang
disemprotkan nozzle. Fuel injection timing
diatur oleh pressure timer. Keadaan engine mati pada
saat starter switch off, sedangkãn arus yang
mengalir ke fuel cut-off selenoid dan saluran bahan
bakar tertutup oleh selenoid plunger, sehingga mesin mati akibat penginjeksian
bahan bakar terputus.
C. ANGKA CETANE PADA BAHAN BAKAR
Seperti kita ketahui bahwa bahan
bakar yang digunakan pada motor diesel menggunakan bahan bakar jenis solar. Sebagai
bahan bakar harus memiliki performa yang baik, sehingga dari pembakaran mampu
menghasilkan energi termis sebesar mungkin melalui proses pembakaran sempurna.
Angka cetane mempengaruhi daya tahan
dari bahan bakar terhadap detonasi. Dalam
penentuan angka cetane, bahan bakar pembandingnya dibuat dari campuran normal
cetane dan alpha methyl napphthalene (C10H7 — CH3) dalam berbagai macam volume. Normal cetane mempunyai
kelambatan pengapian yang kecil. Jadi penentuan angka cetane yang diuji sebagai
berikut :
Angka = Cetane
(isi) x 100
Cetane Cetane
(isi) + α . methylnaphthalen
D. PROSES PEMBAKARAN PADA MOTOR DIESEL
Pada motor diesel bahan bakar
diinjeksikan melalui injektor yang telah memiliki tekanan tinggi. Proses
pembakaran berlangsung apabila kondisi campuran dan suhu di ruang bakar
memenuhi syarat. Proses pembakaran pada motor ditunjukkan melalui grafik
hubungan antara tekanan dan putaran engkol.
1.
Periode pertama (A - B)
Periode
yang merupakan phase persiapan pembakaran dimana udara + bahan bakar tercam pur
dan mudah terbakar, karena adanya kenaikan tekanan yang diakibatkan oleh
gerakan poros engkol
Gambar 6.23. Hubungan Tekanan dengan Putaran Poros Engkol
2.
Periode kedua (B - C)
Pembakaran
cepat (diikuti kenaikan tekanan sangat cepat) (B—C). Campuran bahan bakar dan udara yang mudah terbakar tadi mulai
terbakar, dan api akan menyebar ke seluruh ruang pembakaran dengan cepat,
sehingga timbul letupan dalam silinder dan tekanan maupun suhunya naik secara
cepat pula.
3.
Periode ketiga berupa pembakaran langsung (C - D)
Bahan bakar segera terbakar setelah
disemprotkan pada periode ini, diakibatkan tidak adanya proses keterlambatan
nyala (delay). Pembakaran dapat dikontrol
dengan sejumlah bahan bakar yang disemprotkan pada periode ini. Oleh karenanya
periode ini dapat juga disebut periode kontrol pembakaran dan daya guna menjadi
turun.
4.
Periode keempat berupa pembakaran lanjutan (D - E)
Bahan bakar disemprotkan sampai pada
titik D. Periode ini dilanjutkan untuk membakar sisa-sisa bahan bakar yang
belum terbakar pada proses C—D dan berfungsi untuk memperpanjang pembakarannya
sampai titik E.
E. RUANG BAKAR
Ruang bakar dirancang untuk
mendapatkan suatu proses pembakaran sempurna dan mendapatkan campuran bahan
bakar + udara yang homogen. Jika dibanding dengan motor bensin ruang bakar
motor diesel lebih rumit, hal ini disebabkan pada motor diesel hanya udara saja
yang dikompresikan sedangkan bahan bakar diinjeksikan pada akhir kompresi.
Bentuk ruang bakar motor diesel terbagi
menjadi dua bagian, yaitu :
1. Ruang
bakar langsung
Pada ruang bakar ini bahan bakar
langsung diinjeksikan ke dalam ruang pembakaran oleh nozle. Bentuk ruang bakar
yang sederhana dan mudah dihidupkan dalam keadaan dingin. Kelemahan ruang bakar
jenis ini adalah tekanan penyemprotan harus tinggi dan kemungkinan terjadi
adanya penyumbatan nozle akibat kualitas bahan bakar yang kurang baik.
Gambar 6.24.
Ruang Bakar Langsung
2. Ruang
bakar tidak langsung
Ruang bakar ini menggunakan ruang
bakar pembantu, dimana proses injeksi bahan bakar tidak secara langsung. Jenis
ruang bakar tidak langsung terdiri dari :
a. Ruang
bakar kamar muka
b.
Ruang bakar turbulen
c. Ruang
bakar lanova.
Pada
ruang bakar ini terbagi dua bagian yaitu : ruang bakar utama dan kamar muka.
Pada ruang bakar ini, bahan bakar yang telah diinjeksikan masuk ke ruang
pembakaran muka,
Gambar 6.25.
Ruang Bakar Muka
selanjutnya
masuk ke dalam silinder. Untuk terjadi pembakaran, busi pijar memanaskan dulu
ruang bakar sehingga suhu kompresi tercapai.
F. INJEKTOR
Injektor merupakan komponen
sistem bahan bakar diesel yang berfungsi menyemprotkan bahan bakar dari pompa
injeksi ke dalam silinder. Secara umum fungsi injektor adalah sebagai berikut :
a. Menyemprotkan bahan bakar ke dalam silinder
sesuai dengan kebutuhan.
b.
Mengabutkan bahan bakar sesuai dengan derajat pengabutan.
c
Mendistribusikan bahan bakar untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna.
Injektor
terdiri dari dua komponen utama yaitu nozzle dan nozzle holder.
1. Nozzle
Nozzle merupakan komponen injektor
yang dapat mempertinggi kecepatan penyemprotan dan bentuk pancaran. Nozzle pada motor diesel ada dua,
yaitu model lubang dan model pin. Jenis ini banyak dipergunakan untuk motor
diesel dengan penyemprotan langsung. Model lubang terdiri dari dua tipe,
diantaranya : tipe satu lubang dan
Gambar 6.26.
Nozzle
banyak lubang. Model pin digunakan untuk motor
diesel yang mempunyai ruang bakar model pusar dan kamar muka. Model pin dapat
menurunkan tingkat denotasi dan menghemat pemakaian bahan bakar dalam daya yang
sama dibanding jenis lain. Model pin terdiri dan dua tipe di antaranya tipe throttle dan tipe pintle.
2. Pemegang
nozzle (nozzle holder)
Pemegang nozzle berfungsi sebagai
dudukan nozzle dan menempatkan nozzle pada mesin. Pemegang nozzle mengatur
tekanan periyemprotan. Konstruksi nozzle holder
terdiri dan nozzle needle yang ditahan pin penekan
dan pegas penekan yang diatur oleh adjusting srew
saat membuka dan menutup dan nozzle needle.
Gambar 6.27. .
Pemegang Nozzle
3. Cara Kerja
Injektor
Pompa injeksi mengalirkan bahan
bakar melalui nozzle holder menuju ke oil pool. Saat tekanan
bahan bakar naik, maka bahan bakar akan menekan ujung jarum. Saat tekanan
melebihi tekanan pegas, maka nozzle needle
terlepas dari nozzle body sehingga terjadi
penyemprotan bahan bakar. Saat tekanan bahan bakar turun akibatnya pompa tidak
mengalirkan bahan bakar maka nozzle needle
kembali pada nozzle body.
G. SARINGAN BAHAN BAKAR DAN SEDIMENTER
Proses penyaringan bahan bakar pada motor
diesel sangat teliti sekali hal ini disebabkan kemungkinkan bahan yang akan
diinjeksikan menyumbat nozzle.
Gambar 6.28. Cara Kerja Injektor
Untuk itu pada motor diesel dipakai
penyaringan ganda, yaitu saringan pertama kasar sedangkan saringan kedua
disebut saringan lembut. Saringan kasar menyaring bahan bakar dari tangki yang
masuk ke pompa penyalur. Sedang saringan
halus menyaring bahan bakar dari pompa penyalur yang masuk ke injektor. Pada
motor diesel biasanya dipasang water sedimenter
yang berfungsi memisahkan air dengan bahan bakar. Water
sedimenter menampung air dan pada saat tertentu air harus dibuang
dengan adanya relay peringatan.
Jika volume air di atas 2000 cc water level defecting switch berhubungan dengan massa. Sehingga arus
mengalir dari baterai —> lampu filter -> massa.
Indikator yang bisa dilihat lampu filter menyala yang menunjukkan kondisi air
perlu di periksa dan dikuras.
Gambar 6.29.
Saringan Bahan Bakar
H. SISTEM PEMANAS AWAL
Pemanas awal berfungsi untuk memanasi
ruang bakar muka dengan menggunakan energi listrik, agar memungkinkan bahan
bakar mudah terbakar sehingga saat start mudah dihidupkan. Untuk menunjukkan glow plug telah panas dipasang glow plug
controller yang memberi tanda dan dihubungkan secara seri dengan glow plug. Busi pemanas (Glow Plug)
dipasang ke dalam precombustion chamber.
I. Governor
Governor dipasang pada sistem
bahan bakar diesel berfungsi melakukan pengaturan jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan sesuai dengan beban motor. Bila kecepatan turun maka governor akan
segera menggerakkan penakar bahan bakar hingga pemberian bahan bakar ke dalam
silinder berkurang. Sebaliknya bila kecepatan naik, governor segera mereduksi
pemberian bahan bakar. Governor terbagi tiga, yaitu Governor mekanis, Governor
pneumatis, dan Governor gabungan.
1. Governor Mekanis
Pada
putaran tinggi dan mesin dikontrol oleh adanya gaya sentrifugal yang dihasilkan
flyweight (steel ball) dan governor
mekanis. Pada kecepatan tinggi dan mesin flyweight (steel ball) bergerak
keluar pada alurnya karena
Gambar 6.30.
Cara Kerja Governor Mekanis
adanya
gaya sentrifugal dan mendorong silinder ke arah kanan. Gerakan silinder ini
menyebabkan rack control lever terungkit pada tangkainya
dan gaya bagian atas meng- gerakkan control rack ke
arah kiri atau ke arah mengurangi bahan bakar, akibatnya kecepatan berkurang
dan kevakuman di vacuum camber juga berkurang.
2. Governor
pneumatis
Mesin
pada putaran rendah sampai menengah kecepatannya diatur oleh governor
pneumatis
yang didapat dari perubahan harga vacuum di ventury yang ada pada saluran masuk
manifold. Vacuum yang dihasilkan pada ventury ditentukan oleh terbukanya katup
kupu-kupu dan kecepatan mesin, ruang vacuum yang dihubungkan dengan ventury
dengan memakai
Gambar 6.31.
Cara Kerja Governor Pneumatis
pipa
udara yang tertutup rapat. Diafragma ditekan oleh pegas utama, berdasarkan
harga vacuum sehingga menggerakkan rack pengontrol bahan bakar. Jika tekanan
vacuum seimbang dengan tekanan pegas utama, maka disitulah kedudukan dari
control rack.
3. Governor
gabungan
Gambar 6.32. Governor Gabungan
Pengaturan governor yang baik pada
kecepatan beban penuh. Pada saat menuju dataran tinggi tekanan udara pada
saluran masuk menjadi rendah karena tekanan udara berkurang dibanding pada
dataran rendah, sehingga mesin over running disebabkan udara yang menahan control rack ke
arah penambahan bahan bakar menjadi berkurang dan control rack cenderung
bergerak ke arah penambahan bahan bakar. Sebaliknya pada governor mekanik perubahan
gaya sentrifugal akan berubah-ubah pada setiap kecepatan yang berbeda-beda.
Tetapi pada kecepatan rendah sangat sukar mempertahankan kecepatan yang stabil.
Pada governor ini gabungan dari governor pneumatik dan mekanik, yaitu dengan
menggabungkannya sehingga lebih baik untuk setiap kecepatan.
J. AUTOMATIC TIMER
Fungsi automatic timer
untuk memajukan saat penginjeksian sesuai dengan kecepatan mesin. Berdasarkan
penggeraknya terbagi dua yaitu : timer digerakkan dengan mekanik atau tangan
dan yang otomatis (automatic timer). Sekarang
jenis automatic timer yang sering
digunakan. Pada automatic timer bekerja berdasarkan gaya sentrifugal dan
putaran mesin yang mengatur saat injeksi secara automatis.
Cara
kerja automatic timer :
Saat
kecepatan bertambah, gaya sentrifugal (N) bertambah, dan timer weigt
(E) bergeser ke luar. Permukaan (D) dari timer weight
meluncur sesuai dengan advance flange
pada sisi sepanjang journal (A) dan driving flange.
Pada saat ini, jarak (L) antara journal (A) dan dowel
(B) pada timer hub akan berkurang. Driving flange,
timer hub tetap pada drive shaft dan
cam shaf pompa dapat berubah relatif
terhadap posisi putarannya sebesar sudut advance. Timer weight keluar sesuai dengan gaya pegas sehingga dengan
bertambahnya kecepatan maka sudut advance bertambah.
Keterangan :
N = gaya sentrifugal
A = journal
B = dowel
C =
teganganpegas
D =
permukaan timer weight
E = timer
L =
jarak journal dan dowel.
Gambar 6.33. Cara Kerja Automatic Timer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar